1. PERTUMBUHAN INDIVIDU

Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian sering digunakan sebutan “ orang-seorang ” atau “ manusia perseorangan ”. Sifat dan fungsi orang-orang di sekitar kita adalah makhluk-makhluk yang agak berdiri sendiri; dalam berbagai hal bersama-sama satu sama lain, tetapi dalam banyak hal banyak pula perbedaannya. Sejenis tapi tak sama, makin tua semakin maju dan semakin banyak pula perbedaannya. Pada setiap anggota suatu bangsa yang bermacam-macam tingkat peradabannya, terjadi diferensiasi dengan corak sifat dan tabiat beraneka macam.
Timbulnya diferensiasi bukan hanya pembawaan, tetapi melalui kaitan dengan dunia yang telah mempunyai sejarah dengan peradabannya. Hal ini memberikan keuntungan rohani bagi individu seperti bahasa, agama, adat istiadat dan kebiasaan, paham-paham hukum, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Semuanya telah ditata dan dipakai oleh generasi sebelumnya. Akan tetapi, betapa pun besarnya pengaruh lingkungan sosial terhadap individu, manusia tetap mempunyai watak dan sifat tertentu, yang aktif di tengah-tengah sesama manusia lainnya. Insyaf akan “ aku ” nya dan sadar, serta mengumpulkan kekuatan rohani untuk bertindak sendiri. Bahkan individu yang mempunyai aktivitas sadar yang lebih dari ukuran rata-rata kebanyakan orang, disebut orang yang mempunyai kepribadian istimewa.
Timbulnya diferensiasi bukan hanya pembawaan, tetapi melalui kaitan dengan dunia yang telah mempunyai sejarah dengan peradabannya. Hal ini memberikan keuntungan rohani bagi individu seperti bahasa, agama, adat istiadat dan kebiasaan, paham-paham hukum, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Semuanya telah ditata dan dipakai oleh generasi sebelumnya. Akan tetapi, betapa pun besarnya pengaruh lingkungan sosial terhadap individu, manusia tetap mempunyai watak dan sifat tertentu, yang aktif di tengah-tengah sesama manusia lainnya. Insyaf akan “ aku ” nya dan sadar, serta mengumpulkan kekuatan rohani untuk bertindak sendiri. Bahkan individu yang mempunyai aktivitas sadar yang lebih dari ukuran rata-rata kebanyakan orang, disebut orang yang mempunyai kepribadian istimewa.
Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek sosial kebersamaan. Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi, ke goncangan pada satu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Individu dibebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, maka muncul struktur masyarakat yang akan menentukan kemantapan masyarakat. Konflik mungkin terjadi karena pola tingkah laku spesifik dirinya bercorak bertentangan dengan peranan yang dituntut oleh masyarakat dari sekitarnya.
Individu dalam bertingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan : menyimpang dari norma kolektif kehilangan individulitasnya atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacau. Mencari titik optimum antara dua pola tingkah laku (sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat) dalam situasi yang senantiasa berubah, memberi konotasi “matang” atau “dewasa” dalam konteks sosial. Sebelum “baik” atau “tidak baik” pengaruh terhadap masyarakat adalah relative.
b. Pengertian Pertumbuhan
Walaupun terdapatnya perbedaan pendapat diantaranya para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Perubahan ini pada lazimnya disebut dengan istilah proses.
Untuk selanjutnya timbul beberapa pendapat mengenai pertumbuhan dari berbagai aliran yaitu asosiasi, aliran psichologi Gestalt dan aliran Sosiologi.
Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi.
Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexions.
Kedua macam kesan (sensation dan reflexions) merupakan pengertian yang sederhana yang kemudian dengan proses asosiasi membentuk pengertian yang lebih kompleks. Lain halnya dengan pendapat dari aliran psikologis Gestalt tentang pertumbuhan. Menurut para ahli dan aliran ini bahwa pertumbuhan adalah proses diferensiasi.
Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan, sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keseluruhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Jadi dari pendapat aliran psikologi Gestalt dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan itu adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Kemudian kita mengenal konsepsi aliran sosiologi di mana ahli dari pengikut aliran ini menganggapkan bahwa pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap di sosialisasikan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Dalam membahas pertumbuhan itu ada bermacam-macam aliran, namun pada garis besarnya dapat di golongkan ke dalam 3 golongan, yaitu:
a. Pendirian nativistik
b. Pendirian Emperistik dan environmentalistik
c. Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
d. Tahap pertumbuhan individu berdasar psikologi
2. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu, sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Tidaklah dapat di pungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya sebatas selaku penerus keturunan saja. Banyak hal-hal mengenai kepribadian yang dapat di urut dari keluarga, yang pada saat-saat sekarang ini sering dilupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seorang individu sering kali dilepaskan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga. Hal-hal semacam inilah yang sering menimbulkan masalah-masalah sosial, karena kehilangan pijakan. Keluarga sudah seringkali terlihat kehilangan peranannya. Oleh karena itu adalah bijaksana kalau dilihat dan dikembalikan peranan keluarga proporsi yang sebenarnya dengan skala prioritas yang pas. Keluarga, pada umumnya, diketahui terdiri dar seorang individu (suami) individu lainnya (istri) yang selalu berusaha menjaga rasa aman dan ketenteraman ketika menghadapi segala suka duka hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.
Keluarga biasanya terdiri dari suami, istri, dan anak-anak. Anak-anak inilah yang nantinya berkembang dan mulai bisa melihat dan mengenal arti diri sendiri, dan kemudian belajar melalui pengenalan itu. Apa yang dilihatnya, pada akhirnya akan memberinya suatu pengalaman individual. Dari sinilah iya mulai dikenal sebagai individu. Individu ini pada tahap selanjutnya mulai merasakan bahwa telah ada individu-individu lainnya yang berhubungan secara fungsional. Individu-individu tersebut adalah keluarga yang memelihara cara pandang dan cara menghadapi masalah-masalahnya, membinanya dengan cara menelusuri dan meramalkan hari esoknya, mempersiapkan pendidikan, ketrampilan dan budi pekerti nya. Akhirnya keluarga menjadi semacam model untuk mengidentifikasikan sebagai keluarga yang broken home, moderate dan keluarga sukses.
Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan individu sebelum maupun sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat.
a. Pengertian Fungsi Keluarga Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Sesuatu pekerjaan atau suatu tugas yang harus dilakukan itu bisa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
b. Macam-macam Fungsi KeluargaPekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat di golongkan / dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi Biologis
b. Fungsi Pemeliharaan
c. Fungsi Ekonomi
d. Fungsi Keagamaan
e. Fungsi Sosial
3. INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
a. Pengertian Keluarga
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu menurut beliau adalah berdasarkan pada libido seksualitas. Dengan demikian keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.
Perlu kita ketahui bahwa nafsu seksual memang harus di juruskan dengan cara-cara yang dapat diterima oleh norma hidup. Namun hidup seksual itu tidak langgeng sebab seksualitas manusia akan mati sebelum manusia itu sendiri mati. Kehidupan seksual manusia itu berubah-ubah dari masa ke masa, dari umur ke umur dari keadaan yang satu keadaan yang lain.

Durkheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
b. Pengertian Masyarakat
Drs. JBAF Mayor Polak menyebutkan masyarakat (Society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik ataiu sub kelompok.
Kemudian pendapat dari Prof.M.M.Djojodiguno tentang Masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia. Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
Jelasnya; Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas. Dalam lingkungan itu, antara orang tua dan anak, antara ibu dan ayah, antara kakek dan cucu, antara sesama kaum laki-laki atau sesama kaum wanita, atau antara kaum laki-laki dan kaum wanita, larut dalam suatu kehidupan yang teratur dan terpadu dalam suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat di golongkan menjadi:
a. Masyarakat sederhana
b. Masyarakat maju (masyarakat modern)
c. Perbedaaan Antara Kelompok Masyarakat Non Industri dengan Masyarakat Industri
a. Masyarakat sederhana
b. Masyarakat maju (masyarakat modern)
c. Perbedaaan Antara Kelompok Masyarakat Non Industri dengan Masyarakat Industri
- Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu :
- Kelompok Primer (Primary Group)
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat , lebih akrab. Contohnya : keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
- Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Contohnya : semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan.
- Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi ia lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Contohnya : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las.
4. HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
a. Makna Individu
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat di pisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
Untuk menjadi suatu individu yang “mandiri” harus melalui proses. Proses yang dilaluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama.
b. Makna Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita.
c. Makna Masyarakat
Seperti halnya dengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi-definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Definisi adalah sekedar alat ringkat untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan. Atau pengertian ditinjau dari analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu pengertian.
Sesungguhnya telah kita bedakan dua pengertian individu tersebut sebagai dua pengertian yang kontras,
namun kodratnya bahwa manusia itu adalah “makhluk sosial” bukan makhluk individual.
Sesuai dengan rumus Aristoteles, yaitu :
“ MAN IS BY NATURE A POLITICAL ANIMAL”
Yang artinya adalah :
“MANUSIA PADA KODRATNYA ADALAH MAKHLUK YANG BERKUMPUL-KUMPUL.”
Atau dengan singkatnya adalah :
“MANUSIA ITU ADALAH ZOON POLITICON.”
Sumber :
1. Buku Ilmu Sosial Dasar (Drs.Abu Ahmadi)
2. www.google.com
3. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu sosial (Ir.M.Munandar Soelaeman)
4. Sigmund Freud
1. Buku Ilmu Sosial Dasar (Drs.Abu Ahmadi)
2. www.google.com
3. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu sosial (Ir.M.Munandar Soelaeman)
4. Sigmund Freud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar