Jessica adalah seorang siswi kelas 3 SMA dari sebuah SMA Negri favorit dan terkenal bagus dalam proses pengajarannya. Suatu saat seluruh kekayaan orang tua Jessica habis karena perusahaan-perusahaan yang dimiliki mengalami ke bangkrutan karena salah satu dari pegawainya yang dipercaya telah melakukan suatu perbuatan yang sangat fatal yang sangat membuat kebangkrutan dalam usaha orangtuanya.
Jessica merasa malu karena ia jatuh miskin semua kekayaannya di jual untuk menutupi semua hutang piutangnya. Setelah semua terjual dan ia hanya tinggal di sebuah kontrakan kecil, ia mulai berfikir untuk merubah semua gaya hidupnya yang menjadi sederhana.
Dan pada waktunya Ujian Nasional ia sangat takut karena ia berfikir untuk masa depannya nanti untuk melanjutkan lagi keperguruan tinggi. Ia ingin sekali menjadi seorang dokter yang sangat handal untuk dibidang bedah. Namun karena keterbatasan biaya ia merasa sedih untuk membebani orang tuanya lagi.
Ia mencari-cari bea siswa untuk pendidikannya nanti. Namun hari demi hari permintaannya ditolak namun ia tidak putus untuk mencarinya lagi. Ia tidak kehabisan akal untuk tetap bertahan untuk masa depannya menjadi dokter yang handal.
Setelah ujian nasional berakhir dan saatnya nilai diumumkan ia mendapat kabar gembira karena ia mendapat nilai tertinggi dari satu angkatannya. Dan ternyata ia mendapat tawaran untuk kuliah di fakultas kedokteran yang terkenal di daerah Jakarta tanpa membayar sepeser pun uang. Ia diberikan bea siswa dan biaya hidup gratis selama ia kuliah di universitas tersebut.
Jessica merasa malu karena ia jatuh miskin semua kekayaannya di jual untuk menutupi semua hutang piutangnya. Setelah semua terjual dan ia hanya tinggal di sebuah kontrakan kecil, ia mulai berfikir untuk merubah semua gaya hidupnya yang menjadi sederhana.
Dan pada waktunya Ujian Nasional ia sangat takut karena ia berfikir untuk masa depannya nanti untuk melanjutkan lagi keperguruan tinggi. Ia ingin sekali menjadi seorang dokter yang sangat handal untuk dibidang bedah. Namun karena keterbatasan biaya ia merasa sedih untuk membebani orang tuanya lagi.
Ia mencari-cari bea siswa untuk pendidikannya nanti. Namun hari demi hari permintaannya ditolak namun ia tidak putus untuk mencarinya lagi. Ia tidak kehabisan akal untuk tetap bertahan untuk masa depannya menjadi dokter yang handal.
Setelah ujian nasional berakhir dan saatnya nilai diumumkan ia mendapat kabar gembira karena ia mendapat nilai tertinggi dari satu angkatannya. Dan ternyata ia mendapat tawaran untuk kuliah di fakultas kedokteran yang terkenal di daerah Jakarta tanpa membayar sepeser pun uang. Ia diberikan bea siswa dan biaya hidup gratis selama ia kuliah di universitas tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar